Friday, 26 August 2016


Menengok sedikit kawasan wisata Dieng Plateau
Wonosobo, Jateng,- kawasan desa wisata Dieng  Plateau merupakan kawasan objek wisata yang tak pernah sepi dari wisatawan dalam negeri. Selain kawasannya yang lumayan dingin, di kawasan objek wisata dieng juga banyak terdapat kawasan wisata yang dapat dikunjungi. Seperti, Telaga Warna,  beberapa Candi, Air terjun curug dan masih banyak yang lainnya.
Selain itu dikawasan sekitar juga terdapat pembangit listrik dengan memanfaatkan energi panas bumi, yang merupakan salah satu penyuplai untuk kawasan listrik se-Jawa-Bali. Dikawasan objek wisata ini juga terdapat sebuah desa yang bernama Sembungan yang merupakan desa tertinggi di pulau Jawa. Dengan ketinggian kurang lebih 2800-an mdpl, desa ini juga sering disebut desa diatas awan. Karena letaknya apabila kita menoleh kebawah kita berdampingan langsung dengan awan putih.
Di desa Sembungan sendiri terdapat objek wisata telaga Cebong, yang memiliki keindahan yang sangat khas, selain itu sekitar satu kilometer dari telaga Cebong kita dapat melihat Sunrise melalui Bukit Sikunir dengan keindahan panorama alam sekitar seperti Gunumg Merapi, Merbabu, Slamer dan lain-lain. Kemudian, menurut salah satu warga yang saya mintai penjelasan, desa Sembungan merupakan desa yang mandiri dan tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah dalam mengembangkan potensi desa tersebut walaupun mata pencaharian warganya hanya bercocok tanam. Dan desa ini juga merupakan salah satu desa yang warganya tidak ada yang hidup dalam kekurangan.
Kemudian yang paling khas lagi dari desa Sembungan, desa ini merupakan penghasil Carica. Carica merupakan oleh-oleh khas dari Dieng yang diolah menjadi manisan dan dikemas dalam botol. Selain memiliki rasa yang khas, kurang lengkap rasanya apabila berwisata ke Dieng tanpa oleh-oleh. Carica dipasarkan di Wonosobo pada khususnya dan beberapa kota lain disekitarnya seperti di Magelang dan Jogjakarta.

Anda berminat berwisata ke Dieng, disarankan untuk berkunjung pada musim kemarau sekitar bulan-bulan Agustus. Karena selain kita dapat melihat melihat pemandangan alam dengan jelas tanpa terganggu hujan. Selain itu pada awal bulan Agustus ada festival yang bernama Dieng Culture Festival.

Thursday, 25 August 2016

FILM INDONESIA HARI INI DAN NANTI

Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya. Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
 Selain memiliki sejarah yang panjang, dunia perfilman indonesia juga sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, dan Paramitha Rusady.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, hingga muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik yang penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film ini secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan film Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan!, Yang disutradarai  oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju kesana telah terlihat. Pada suatu saat nanti kemungkin perfilman indonesia dapat seperti perfilman Amerika.
Selain dalam berkembangnya film, banyak muncul persaingan dalam pasar industri film dalam Negeri. Ketimpangan yang tidak sehat untuk tumbuhnya industri film ini hanya bisa diperbaiki dengan memperbaiki iklim persaingan yang sehat. Banyak yang berpendapat bahwa akhirnya pemerintah harus turun tangan. Namun, mengingat sejarahnya, campur tangan pemerintah lebih banyak menambah kekeruhan daripada kejernihan. Mungkin lebih baik kalau penyeimbangan ketimpangan itu dilakukan dengan pertimbangan bisnis. Hal ini memang tidak akan terjadi dengan seketika tapi butuh tawar-menawar terus-menerus antara para pelakunya. Para produser harus mulai berani melakukan tawar-menawar itu, dan melihat kepentingan bersama dalam jangka panjang.
Realitasnya sekarang ini hanya ada dua kelompok pengedar/penayang: 21 dan Blitz. Ini bukan keadaan yang ideal, karena sebaiknya minimal ada tiga jalur. Blitz, menurut Ananda, sudah didekati banyak pengusaha bioskop kecil di daerah untuk bergabung, tapi dengan satu syarat: jaminan suplai film nasional. Sesuatu yang justru di luar kendalinya. Kalau produser mau menjawab kebutuhan ini, maka Blitz akan lebih membesar, produser punya posisi tawar, di samping memperbesar pendapatan yang sekarang ada. Angka satu juta untuk setiap judul film, rasanya bukan angka yang terlalu muskil diraih, mengingat jumlah penduduk Indonesia sekarang ini. Yang dibutuhkan adalah tambahan jumlah pengadaan bioskop, guna memenuhi penggemar film dalam menonton. Karena dengan penambahan bioskop di negeri ini, maka semakin banyak film yang dapat ditonton dan tidak harus mengantri.
Hal yang juga patut dipertimbangkan adalah kenapa 21 tidak “memecah diri” untuk menghidupkan persaingan internal. Bukankah 123 gedung dan 485 layar itu bisa dipecah menjadi tiga jalur dan dipimpin oleh tiga orang pemrogram tayangan (dulu istilahnya booker, sekarang programmer), hingga mereka bisa mengembangkan karakteristik masing-masing jalur sesuai hukum tawar-menawar dengan penontonnya. Karakter bioskop ini yang sekarang tidak terpelihara lagi. Semua jenis dan kualitas film menumpuk di satu gedung. Bukankah persaingan sehat (luar maupun dalam) akan lebih mengembangkan perusahaan? Kecuali, kalau persaingan memang dianggap sebagai momok, karena sudah terlalu lama dibuai oleh kemudahan monopolistik. Itu berarti bukan pengusaha sungguhan alias entrepreneur
Kalau dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna maupun manusia. Sedangkan untuk kelompok fiksi, dalam dunia perfilman kita mengenal jenis-jenis film yang berupa drama, suspence atau action, science fiction, horror dan Film Musikal. Ada Apa dengan Cinta merupakan Film Drama, Die Hard merupakan jenis Film Action atau Suspence, Transformer merupakan film science fiction, Jaelangkung merupakan jenis film Horor dan Petualangan Sherina yang pernah booming pada waktu lalu merupakan jenis Film Musikal. Dari segi penontonnya, film dibagi menjadi film anak, remaja, dewasa dan semua umur. Dari segi pemerannya, film dibedakan pula menjadi film animasi dan nonanimasi. Sedangkan menurut durasinya, film dibedakan menjadi film panjang dan film pendek. Film pendek mempunyai durasi kurang dari 60 menit. untuk bisa membuat film panjang yang bagus, akan lebih baik apabila kita belajar membuat film pendek terlebih dahulu, seperti pengalaman sutradara terkenal, Rudi Sujarwo yang bisa berhasil membuat film panjang dengan terlebih dahulu membuat film-film pendek yang bagus.
Sebagai salah satu pekerja film, Garin Nugroho sudah bisa melihat adanya perkembangan di tahun depan. Sutradara senior ini mengatakan bahwa kualitas film Indonesia akan lebih baik pada 2010, berbeda dengan 2009 yang jumlahnya banyak namun kualitasnya turun. Garin di Jakarta, Kamis, (31/12/2010) menegaskan bahwa sepanjang pengamatannya di tahun 2009 perfilman Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah, namun kualitasnya menurun. "Kalau dari segi jumlah meningkat namun dari segi kualitas film film kita menurun sepanjang tahun 2009” katanya.
Ia mengakui, kualitas film Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, atau Filipina. Namun pada 2010 dan tahun-tahun kedepan, ia yakin bahwa peningkatan kualitas film Indonesia akan terjadi seiring lahirnya sineas generasi baru pasca Riri Riza dkk. "Akan lahir generasi baru yang sehebat Riri Riza, Nia Dinata dan lain sebagainya,katanya.
Oleh karena itu Garin Nugroho memprediksi bahwa peningkatan kualitas film Indonesia tidak terlalu signifikan. Generasi baru yang akan muncul berasal dari wajah baru ataupun wajah lama yang selama ini belum diberi ruang untuk mengembangkan karyanya ke publik untuk dinikmati masyarakat luas, baik dari kalangan menengah keatas. "Saya optimis bahwa kualitas perfilman di Indonesia akan terus mengalami peningkatan di tangan sutradara handal yang sudah ada dan lahirnya para generasi baru mendatang," katanya.
Namun pada kenyataan saat ini, para sutradara pembuat film sangatlah kreatif dalam membuat karyanya ke ranah publik. Seperti film Laskar Pelangi, Senandung diatas Awan, dan lain-lain. Dan ada film yang terbaru saat ini seperti Perahu Kertas dan Cita-citaku setinggi Tanah. Dengan munculnya film-film baru tersebut cukup mewarnai dunia perfilman di Indonesia. Selain itu juga film-film kreatif yang muncul saat ini tidak hanya menampilkan pemain-pemain film yang lama, namun banyak memunculkan wajah-wajah baru dalam kancah film Indonesia yang hanya didominasi oleh wajah lama.


Referensi
1.      JB Kristanto, dalam buku Katalog Film Indonesia dan juga berprofesi sebagai pengamat film di Indonesia.
3.      Misbach Yusa Biran menyajikan Sejarah Film Indonesia bagian 1 (tahun 1900-1950)
4.      www.sinematek.com.




Friday, 28 December 2012

contoh proposal setengah


Proposal pembuatan Stasiun televisi
OKI TV

                                               I.                    Latar Belakang
Dalam melihat persaingan media massa yang cukup ketat seperti saat ini, banyak media massa yang terkena dampak dari persaingan ini. Hal yang paling terasa terkena dampak itu adalah media massa daerah. Bahkan lebih menyedihkan lagi banyak warga daerah tersebut tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada hari ini. Oleh karena itu saya mengusulkan kepada PEMDA (Pemerintah Daerah) untuk mendirikan stasiun televisi daerah. Ada beberapa alasan mengapa saya mengusulkan hal tersebut. Yaitu :
a)       Bertujuan untuk lebih memperkenalkan potensi-potensi yang ada di Daerah kita supaya khusuanya masyarakat sekitar mengetahui dan umumnya seluruh warga negara Indonesia.
b)      Memberikan wawasan kepeda masyarakat supaya tidak hanya terpaku pada media-media televisi saat ini.
c)      Memberdayakan masyarakat supaya lebih mengetahui dan mengembangkan sumber daya alam daerah sendiri.

                                                    II.            Judul/Nama stasiun Tv
Pada dasarnya setiap media televisi harus memiliki nama supaya lebih dikenal oleh masyarakat atau khalayak umum. Agar masyarakat tidak bertanya-tanya pada kemudian hari. Dalam hal ini kami akan memberi nama stasiun televisi ini dengan nama OKI Tv. Mengapa saya mengambil nama OKI Tv?, karena hal ini terasa sesuai dengan nama kabupaten didaerah kami yang bernama Ogan Komering Ilir (OKI). Dengan nama tersebut mungkin akan lebih cepat dikenal masyarakat karena menggunakan nama kabupaten daerah sendiri.
Pengambilan nama OKI Tv akan menjadi satu terobosan baru. Karena dengan melihat masyarakat di Kabupaten OKI sendiri yang berpencaharian beraneka ragam, baik dari yang petani sampai pegawai negeri. Bagi para petani ini akan menjadi lebih luas wawasannya karena didalamnya akan memberi tayangan tentang pengolahan hasil pertanian supaya memperoleh hasil yang baik sesuai dengan yang diinginkan.

                                                 III.            Visi dan Misi OKI Tv
Visi
Menjadi pelopor televisi daerah yang sesuai dengan kemauan pemirsa, baik dari kalangan anak-anak, remaja sampai orang dewasa.

Misi
Memberdayakan masyarakat untuk lebih mengetahui dan mencitai potensi sumber daya alam didaerah sendiri untuk kepentingan bersama.

                                                 IV.            Logo
OKItv
Kita mengambil desain logo sederhana saja, karena yang paling kami utamakan kedepannya adalah program-program yang akan kami tayangkan. Sehingga nantinya kalau dengan logo yang terkesan aneh, maka kedepannya tidak akan maksimal dalam hal penyajian acara.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, kedepan mungkin akan ada perubahan desai logo yang lebih menarik dan atraktif.

                                                    V.            Segmentasi dan Program Acara
Segmentasi dalam acara proram OKItv nantinya akan berjalan seperti televisi-televisi lainnya. Yaitu menggunakan durasi-durasi tertentu dalam setiap acaranya.
Program acara OKItv akan dimulai dari pukul 04.30 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB.



                                               VI.            Jangkauan siaran
Jangkauan siaran OKItv rencananya akan meliputi seluruh wilayah kabupaten OKI dan provinsi SUM-SEL. Pada perkembangannya kedepan berencana akan meliputi jangkauan siaran diseluruh pulau Sumatera.
                                              VII.            Sarana dan Prasarana
Dalam mendirikan sebuah stasiun televisi tentunya membutuhkan sarana-sarana penunjang seperti Gedung siaran, Pemancar satelit, Kamera, Kendaraan dan Crew. Tentunya hal-hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian kami mengharapkan dukungan dari PEMDA baik secara moril maupun materil.

Tuesday, 13 November 2012

Sejarah perfilm-an Indonesia


Perfilman Indonesia

Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya. Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
 Selain memiliki sejarah yang panjang, dunia perfilman indonesia juga sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, dan Paramitha Rusady.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, hingga muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik yang penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film ini secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan film Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan!, Yang disutradarai  oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju kesana telah terlihat. Pada suatu saat nanti kemungkin perfilman indonesia dapat seperti perfilman Amerika.
Selain dalam berkembangnya film, banyak muncul persaingan dalam pasar industri film dalam Negeri. Ketimpangan yang tidak sehat untuk tumbuhnya industri film ini hanya bisa diperbaiki dengan memperbaiki iklim persaingan yang sehat. Banyak yang berpendapat bahwa akhirnya pemerintah harus turun tangan. Namun, mengingat sejarahnya, campur tangan pemerintah lebih banyak menambah kekeruhan daripada kejernihan. Mungkin lebih baik kalau penyeimbangan ketimpangan itu dilakukan dengan pertimbangan bisnis. Hal ini memang tidak akan terjadi dengan seketika tapi butuh tawar-menawar terus-menerus antara para pelakunya. Para produser harus mulai berani melakukan tawar-menawar itu, dan melihat kepentingan bersama dalam jangka panjang.
Realitasnya sekarang ini hanya ada dua kelompok pengedar/penayang: 21 dan Blitz. Ini bukan keadaan yang ideal, karena sebaiknya minimal ada tiga jalur. Blitz, menurut Ananda, sudah didekati banyak pengusaha bioskop kecil di daerah untuk bergabung, tapi dengan satu syarat: jaminan suplai film nasional. Sesuatu yang justru di luar kendalinya. Kalau produser mau menjawab kebutuhan ini, maka Blitz akan lebih membesar, produser punya posisi tawar, di samping memperbesar pendapatan yang sekarang ada. Angka satu juta untuk setiap judul film, rasanya bukan angka yang terlalu muskil diraih, mengingat jumlah penduduk Indonesia sekarang ini. Yang dibutuhkan adalah tambahan jumlah pengadaan bioskop, guna memenuhi penggemar film dalam menonton. Karena dengan penambahan bioskop di negeri ini, maka semakin banyak film yang dapat ditonton dan tidak harus mengantri.
Hal yang juga patut dipertimbangkan adalah kenapa 21 tidak “memecah diri” untuk menghidupkan persaingan internal. Bukankah 123 gedung dan 485 layar itu bisa dipecah menjadi tiga jalur dan dipimpin oleh tiga orang pemrogram tayangan (dulu istilahnya booker, sekarang programmer), hingga mereka bisa mengembangkan karakteristik masing-masing jalur sesuai hukum tawar-menawar dengan penontonnya. Karakter bioskop ini yang sekarang tidak terpelihara lagi. Semua jenis dan kualitas film menumpuk di satu gedung. Bukankah persaingan sehat (luar maupun dalam) akan lebih mengembangkan perusahaan? Kecuali, kalau persaingan memang dianggap sebagai momok, karena sudah terlalu lama dibuai oleh kemudahan monopolistik. Itu berarti bukan pengusaha sungguhan alias entrepreneur
Kalau dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna maupun manusia. Sedangkan untuk kelompok fiksi, dalam dunia perfilman kita mengenal jenis-jenis film yang berupa drama, suspence atau action, science fiction, horror dan Film Musikal. Ada Apa dengan Cinta merupakan Film Drama, Die Hard merupakan jenis Film Action atau Suspence, Transformer merupakan film science fiction, Jaelangkung merupakan jenis film Horor dan Petualangan Sherina yang pernah booming pada waktu lalu merupakan jenis Film Musikal. Dari segi penontonnya, film dibagi menjadi film anak, remaja, dewasa dan semua umur. Dari segi pemerannya, film dibedakan pula menjadi film animasi dan nonanimasi. Sedangkan menurut durasinya, film dibedakan menjadi film panjang dan film pendek. Film pendek mempunyai durasi kurang dari 60 menit. untuk bisa membuat film panjang yang bagus, akan lebih baik apabila kita belajar membuat film pendek terlebih dahulu, seperti pengalaman sutradara terkenal, Rudi Sujarwo yang bisa berhasil membuat film panjang dengan terlebih dahulu membuat film-film pendek yang bagus.
Sebagai salah satu pekerja film, Garin Nugroho sudah bisa melihat adanya perkembangan di tahun depan. Sutradara senior ini mengatakan bahwa kualitas film Indonesia akan lebih baik pada 2010, berbeda dengan 2009 yang jumlahnya banyak namun kualitasnya turun. Garin di Jakarta, Kamis, (31/12/2010) menegaskan bahwa sepanjang pengamatannya di tahun 2009 perfilman Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah, namun kualitasnya menurun. "Kalau dari segi jumlah meningkat namun dari segi kualitas film film kita menurun sepanjang tahun 2009” katanya.
Ia mengakui, kualitas film Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, atau Filipina. Namun pada 2010 dan tahun-tahun kedepan, ia yakin bahwa peningkatan kualitas film Indonesia akan terjadi seiring lahirnya sineas generasi baru pasca Riri Riza dkk. "Akan lahir generasi baru yang sehebat Riri Riza, Nia Dinata dan lain sebagainya,katanya.
Oleh karena itu Garin Nugroho memprediksi bahwa peningkatan kualitas film Indonesia tidak terlalu signifikan. Generasi baru yang akan muncul berasal dari wajah baru ataupun wajah lama yang selama ini belum diberi ruang untuk mengembangkan karyanya ke publik untuk dinikmati masyarakat luas, baik dari kalangan menengah keatas. "Saya optimis bahwa kualitas perfilman di Indonesia akan terus mengalami peningkatan di tangan sutradara handal yang sudah ada dan lahirnya para generasi baru mendatang," katanya.
Namun pada kenyataan saat ini, para sutradara pembuat film sangatlah kreatif dalam membuat karyanya ke ranah publik. Seperti film Laskar Pelangi, Senandung diatas Awan, dan lain-lain. Dan ada film yang terbaru saat ini seperti Perahu Kertas dan Cita-citaku setinggi Tanah. Dengan munculnya film-film baru tersebut cukup mewarnai dunia perfilman di Indonesia. Selain itu juga film-film kreatif yang muncul saat ini tidak hanya menampilkan pemain-pemain film yang lama, namun banyak memunculkan wajah-wajah baru dalam kancah film Indonesia yang hanya didominasi oleh wajah lama.










Referensi
1.      JB Kristanto, dalam buku Katalog Film Indonesia dan juga berprofesi sebagai pengamat film di Indonesia.
3.      Misbach Yusa Biran menyajikan Sejarah Film Indonesia bagian 1 (tahun 1900-1950)

Monday, 12 November 2012

Sejarah IT dan perkembangan Sosial Media


Cybermedia
All about social media
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Cybermedia
 Dosen pengampu : Hendra Hidayat
                                                                                      
Disusun oleh :
NURUL HIDAYANTO             10210050
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2012/2013


All about social media
Sebelum kita membahas tentang apa itu social media, akan lebih baik apabila kita mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang menyebabkan social media itu ada seperti sekarang ini. Yang pertama yang harus kita ketahui adalah perkembangan Informasi dan Teknologi atau sering disebut dengan IT. Berikut adalah sedikit sejarah perkembangan tentang IT.
Sejarah IT
Pepatah mengatakan kegagalan adalah sukses yang tertunda, dengan pribahasa semacam itu, kitapun diharapkan bias berbesar hati dan legowo menerima pil pahit atas kegagalan yang dialami. Tapi bagaimana bila ketidaksuksesan berwujud dengan gagalnya Teknologi Informasi (TI) yang telah menelan banyak biaya hingga milyaran.
Meski pembangunan Teknologi Informasi (TI) di lingkungan pemerintah menggeliat, toh kegagalan proyek IT masih banyak sering terjadi, salah satu pemicunya, belum digunakannya IT Project Management dengan benar dan peran Top Leader yang menjadi factor belum mulusnya suatu proyek IT.
Selain itu, dengan tuntutan perkembangan zaman, para pakar informasi berlomba-lomba menciptakan alat informasi baru dan tercanggih untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan semakin banyaknya informasi menjadikan suatu berita sekecil apapun dapat di akses melalui TI. Dengan demikian betapa pentingnya informasi bagi manusia. Sehingga, informasi menjadi suatu kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Untuk mempermudah mendapatkan informasi trsebut maka muncullah radio, surat kabar, televisi, handphone, computer dan lain-lain.
Lalu sebenarnya apakah yang di maksud dengan Teknologi informasiitu sendiri?  Teknologi informasi yaitu teknologi yang berfungsi sebagai pencari, penyimpan dan pemproses data, untuk kemudian diproses menjadi informasi yang berkualitan, Teknologi informasi sendiri bias berbentuk audio visual.


Sejarah dan Pengertian ICT
Teknologi merupakan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan melahirkan suatu gebrakan-gebrakan serta innovasi baru. Oleh sebab itu pada zaman sekarang ini orang yang tidak mengikuti perkembangan teknologi tersebut, maka ia akan semakin tertinggal oleh perkembangan teknologi tersebut (gaptek).
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberikan sumbangan yang nyata terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Hingga saat ini. Pertama, yaitu penemuan telepon oleh Alexander Grahambel pada tahun 1975. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh bagian daratan di Amerika Serikat. Bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel trans Atlantik, jaringan ini merupakan infrastruktur massif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke 20 antara tahun 1910-1920 terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui radio AM. Kemudian berkembang secara pesat, dan kemudian diikuti oleh transmisi audio visual tanpa kabel, yang berwujud siaran TV pada tahun 1940-an. Kemudian ditemukan computer elektronika pada tahun 1943 lalu diikuti tahapan miniaturisasi komponen elektonik melalui penemuan transistor pada tahun 1943 dan rangkaian terpadu (Integreted Electronica) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi informatika yang merupakan cikal bakal dari TIK saat ini. TIK mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi informatika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendalipesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
ICT atau dalam bahasa Indonesia disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki pengertian secara komperhensif yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan procecing, manipulasi, pengerjaan atau transformasi suatu data (Informasi) antar media. Lahirnya ICT ditandai dengan adanya perpaduan antara teknologi computer dalam bentuk software maupun hardware dengan teknologi komunikasi pada abad 21 seperti saat ini, atau hal tersebut biasa disebut dengan kovergensi, computing, dan telekomunikasi.

ICCT (Information Colaboration Comunication Technologi)
Separti penjelasan sebelumnya yaitu antara IT dan ICT, kini muncul lagi ICCT (Information Colaboration Comunication Technologi). Di era globalisasi seperti saat ini teknologi tidak mungkin hanya jalan ditempat saja. Pastinya teknologi akan memiliki progress yang lebih berkembang lagi kedepannya. Teknologi akan berkembang pesat sesuai dengan perkembangan zaman dan pangsa pasar pada umumnya. Setelah IT di tandai dengan perkembangan informasi yang berbasis teknologi dengan peralatan elektroniknya dan ICT yang merupakan kovergensi teknologi komputerisasi dan komunikasi. Kini muncul ICCT (Information Colaboration Comunication Technologi) yang merupakan kelanjutan dari perkembangan teknologi informasi. Komunikasi ini dapat ditandai dengan berpadunya antara komunikasi informasi yang berbasis jaringan internet. Kolaborasi antara komunikasi informasi dengan media-media network melalui internet menjadi cirri khas dari ICCT. Sehingga ICCT sendiri menjadi pelaksana informasi yang lebih efisien, efektif dan praktis.
Selain itu ciri khas dari ICCT ini, memberi dampak negatif pada ketergantungan manusia terhadap teknologi. Ketergantungan terhadap kolaborasi dari perangkat yang ada menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia yang tidak mau dianggap gagap teknologi (Gaptek), selain kebutuhan makan dan minum. ICCT mengkolaborasikan antara perangkat-perangkat yang ada, kemudian dimanfaatkan melalui jasa layanan. Seperti menjamurnya media layanan operator sebagai bagian dalam kontribusi untuk mendapatkan layanan internet. Kontribusi untuk mendapatkan layanan internet tanpa tanpa harus di warnet. Saat ini telah tersedia Modem, WiFi, dan alat-alat lainnya yang dapat dikomunikasikan dengan mudah oleh pemakainya secara langsung.
Sejarah tentang social media
Infografik dari Marketing Directo.com ini mencantumkan perkembangan media sosial dan internet, sejak Friends Reunited (1978), hingga ketika Facebook melepas saham ke publik tahun 2011.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa sebelum eranya Facebook atau MySpace, bahkan Friendster, ada sebuah jejaring sosial bernama Friends Reunited. Dari infografik dan MarketingDirecto.com, berikut  tercantum cukup lengkap perkembangan media sosial dan internet sejak tahun 1978 hingga 2012.
Terdapat beberapa hal menarik sebelum muncul atau lahirnya Facebook, seperti kelahiran Friends Reunited, jejaring sosial pertama pada tahun 1998 Hingga tahun 2003. Ketika Facebook lahir, jejaring sosial Friends Reunited ini memiliki 15 juta pengguna Hingga pada tahun 2008. Pada saat Facebook muncul pertama kali, sosial media ini memiliki pengguna mencapai 400 juta pengguna. Lalu pada tahun 2008 juga-lah Friends Reunited dijual, dan akhirnya menghilang sampai sekarang.
Pada tahun 1995, internet baru memiliki satu juta situs. Sementara, tiga tahun berikutnya, industridotcom sudah sulit diprediksi. Data terakhir hanya menunjukkan pengguna internet dunia, yang diperkirakan mencapai 1,97 miliar atau hampir 30 persen dari total populasi di Dunia.
Dari infografik ini juga menunjukkan bagaimana bisnis di media sosial cukup kejam, bagaimana MySpace yang menggeser Friendster, tapi lalu akhirnya harus menyerah oleh Facebook. Google+ mungkin belum tampak cukup besar untuk menggeser Facebook, tapi kalau melihat kurun waktu yang dibutuhkan, Facebook butuh 4 tahun untuk berjaya, dan MySpace butuh 5 tahun. Kemungkinan apapun bisa terjadi. Google+ yang baru lahir tahun 2011, apakah butuh selama itu untuk menggeser Facebook? Berikut adalah sedikit gambaran tentang evolusi media social.



Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Media social lahir atau muncul berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg. Setelah ditemukannya mesin cetak,mulai lah bermunculan media massa berupa media cetak. Setelah itu mulai muncul media massa yang berupa media elektronik (Radio dan TV). Di era modern ini mulailah muncul media Internet dan muncullah media sosial. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content“.
Sementara itu jejaring social juga merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, Plurk, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media social juga mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas jangkauannya.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi. Tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Negara-negara berkembang. Seperti di negara kita sendiri Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media social, Ini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun.Tanpa harus mengeluarkan biaya besar ataupun mahal. Tanpa menggunakan alat-alat yang mahal, dan dapat dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat secara terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media sosial. Kita bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari apapun yang ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua arah. Komunikasi ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada ketertarikan yang sama akan suatu hal.
Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan media sosial, banyak orang-orang yang melirik peluang bisnis dengan menggunakan sosial media. Dengan banyaknya. Sekarang orang-orang banyak yang memenfaatkan sosial media maupun internet untuk membuat toko online. Tetapi banyak juga orang-orang yang tidak bertanggung jawab menggunakan sosial media, seperti untuk menipu orang dengan kedok toko online. Jadi kita harus lebih berhati-hati jika berbelanja menggunakan toko online.
Setelah melihat penjelasan yang ada diatas. Sebenarnya kita bertanya dalam hati. Sebenarnya adakah media sosial buatan negeri kita ini? Jawabannya cukup mudah, yang jelas media sosial buatan dalam negeripun ada banyak. Namun kebanyakan masyarakat kita sendiri banyak yang tidak mengetahui. Selain kalah pamor dengan sosial media dari luar negeri, kebanyakan sosial media dalam negeri ini banyak yang mengadopsi tampilan dari sosial media luar. Berikut adalah sedikit perbedaan antara sosial media dalam dan luar negeri.
Didalam negeri kita Indonesia ini, sebanarnya banyak macam media sosial yang di buat oleh anak-anak muda bangsa kita. Berjumlah sekitar dua puluh empat (24) macam. Ke-24 macam sosial media tersebut, diantaranya seperti Mypulau, Koprol, Indoface, FB.co.id, Yourfriends, Carisahabat, dan lain-lain.
Berikut akan saya coba bandingkan antara jejaring sosial buatan dalam negeri dengan buatan luar negeri.  Yaitu dengan membandingkan antara jejaring sosial Facebook dan Yourfriends.
Keunggulan Jejaring Sosial Facebook.
1.    Pengguna Facebook telah banyak sejak jejaring sosial ini dibuat/diluncurkan.
2.    Fitur layanannya selalu mengalami perubahan sejak kemunculannya.
3.    Tampilan menarik dan terkesan simpel, sehingga mempermudah pengguna mencari teman pada kolom Search.
4.    Tersedia kolom chatting dan video call.
5.    Aplikasinya selalu mengalami perkembangan, seperti game online dan lain-lain.
Kekurangan dari Jejaring Sosial Facebook.
1.    Kurang variatif dalam tampilan utamanya, karena hanya didominasi warna biru dan putih pada tampilannya.
2.    Timeline yang sekarang tidak dapat dirubah sesuai dengan keinginan kita seperti pada awal kemunculan jejering sosial ini.
3.    Dengan tampilan yang terkadang berubah, memaksa pengguna untuk mempelajari lagi.
Keunggulan Media Sosial Yourfriends.
1.    Warna tampilannya dapat kita rubah sesuai keinginan, karena cukup variatif.
2.    Dibuat oleh Anak Negeri sendiri.
3.    Pada kolom Application cukup variatif karena terdapan macam-macamnya. Seperti Free Sms, Send Gift, Indonesian Tv, Poker Games, Online Games, Setting, Invite, Chatt Room, Detik News, Photo Editor, Mylocation, Weather, Horoskop, Ramalan dan Motivation.
Kekurangan dari Media Sosial Yourfriends
1.    Tampilannya mirip sekali dengan Facebook.
2.    Belum terlalu banyak diketahui khalayak umum
Dari penjelasan perbedaan antara sosial media luar dan dalam negeri, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebenarnya hampir semua Jejaring sosial yang ada saat ini, baik dari dalam maupun luar Negeri itu sama semuanya. Akan tetapi hanya dibedakan dalam bentuk variasi penyajian menunya saja.
Setelah kita mengetahui sejarah IT, Sosial media dan perbedaannya diatas. Sebenarnya di zaman sekarang ini yang serba online, apakah media internet itu sebagai guru terbaik dalam keseharian kita. Mungkin kebanyakan orang banyak yang menjawab iya termasuk diri saya sendiri. Namun ada juga yang menjawab tidak. Semua jawaban diatas ada beberapa alasan yang mendasari mereka menjawab demikian. Bagi orang yang menjawab iya seperti saya, beranggapan bahwa, yang kita butuhkan di media internet seperti artikel tentang pendidikan, hiburan dan lain-lain dapat kita temukan dengan mudahnya, hanya dengan mengetikkan alamat websitenya lalu di klik enter semua akan muncul sesuai dengan keinginan kita. Tetapi kita bagi yang menjawab iya, tidak harus semua referensi yang kita gunakan hanya dari media internet semata. Namun harus mencari sumber referensi lain. Seperti dari baca buku ataupun mencari informasi dari sumbernya secara langsung maupun bertanya kepada yang mengetahui apa yang kita iginkan tersebut.
Bagi yang menjawab media internet itu bukan guru terbaik, mungkin ia mempunyai alasan, karene masih banyak sumber referensi itu tidak hanya dari internet saja. Akan tetapi kita bisa cari melalui membaca buku ataupun terjun langsung kelapangan untuk mengetahui hal-hal yang kita butuhkan.
Oleh sebab itu kita sebagai mahasiswa seperti saat ini adalah kita mengontrol penggunaan media internet untuk hal-hal yang positifnya saja. Mengapa demikian? Karena, selain internet menjadi media yang mudah diakses. Hal-hal yang positif dan negatif pun ada yang terkandung dalam  internet itu sendiri. Hal-hal yang positif misalnya, hanya digunakan untuk keperluan yang bermanfaat saja. Seperti memberikan materi-materi tentang pendidikan, hiburan dan informasi yang bermanfaat saja. Akan tetapi hal-hal yang negatif dalam internet pun banyak sekali. Seperti dengan melakukan penipuan, kejahatan dan masih banyak hal-hal lainnya yang berbau negatif dalam internet itu sendiri.